YASALTI AJAK MASYARAKAT UNTUK PEDULI TERHADAP DIFABEL JIKA TERJADI BENCANA

Sumba Timur akhir-akhir ini selalu dilanda bencana alam, baik gempa bumi, banjir, angin topan yang deras dan lain sebagainya. Seringkali saat terjadi bencana saudara-saudara kita difabel atau mereka yang masuk kelompok rentan (ibu hamil, lansia, dan difabel) tentu akan terasa sangat sulit untuk menyelematkan diri karena keterbatasan fisik mereka. Kita bisa melihat contoh pada akhir bulan tahun 2018 Sumba Timur diguncang banyak gempa dengan kekuatan besar, dan diisukan akan terjadinya tsunami, banyak warga kota Waingapu yang lari menyelamatkan diri ke patung kuda, yaitu mereka yang masuk kategori berbadan sehat. Lantas bagaimana terhadap saudara-saudara kita yang difabel atau mereka dengan keterbatasan fisik? mereka tentu juga ingin selamat jika terjadi bencana. Oleh sebab itu sudah saatnya kita harus peduli terhadap saudara-saudara kita yang difabel, karena suatu saat juga nanti kita mungkin akan mengalami kejadian kaya difabel atau mereka yang masuk kelompok rentan yang memerlukan bantuan. Tegas Rudyolof Imanuel Malo Pinda. (Staf YASALTI), saat berdiskusi dengan masyarakat di kelurahan Kamalaputi, dalam acara diskusi dengan tema berkala bahaya dan pencegahan bencana, Senin, 21 Januari 2019.

YASALTI dalam acara diskusi kali ini bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daeraha (BPBD), Kabupaten Sumba Timur, untuk memberikan informasi terkait bahaya dan pencegahan bencana diberbagai desa/kelurahan program kerja YASALTI bersama Caritas Germany yang masuk kategori wilayah bahaya bencana alam, adapun lokasi tersebut Kelurahan Kamalaputi, Desa Hambaparaing dan kelurahan Malumbi. Adapaun yang menjadi nara sumber dari BPBD kabupaten Sumba Timur adalah ibu Martina D. Jera Ibu Martina menegaskan “ untuk Kelurahan Kamalaputi memang termasuk daerah rawan bencana alam. Berikut tips-tips yang bisa kita lakukan saat terjadi gempa:

1. Jika ada dalm rumah atau ruangan, Cepat berlari keluar rumah atau ruangan

2. Jika kita dalam sebuah ruangang dan sulit untuk keluar sebaik kita berdiri pada pojok tembok atau masuk pada bahwa kolong meja

3. Hindari pergi ke pantai dan

4. Jangan menyentuh tiang listrik.

Sebaiknya juga kita mempunyai tas siaga dan jika terjadi bencana alam kita hanya cukup membawa tas siaga tersebut, tidak usah membawa semua barang. Tas siaga tersebut bersi dokumen-dokumen penting, senter, baju dan makanan secukupnya.